KILAS BALIK PERJALANAN IPMB DAN PERANNYA TERHADAP PEMBANGUNAN DESA

Muh. Asrul Marsaoly (Kader IPMB)


Sejarah dapat membuat kita bijaksana, berikut tutur seorang tokoh sejarawan terdahulu Prof. Toynbe. Belajar sejarah
berarti mempelajari serangkaian peristiwa maupun insiden tempo dulu (masa lalu). Serangkaian peristiwa yang terjadi dahulu, sering kali dijadikan batu loncatan atau patron dalam prinsip hidup. Dengan beragam cerita sejarah yang diungkapkan, maka muncullah sebuah disiplin ilmu yang tujuan primernya adalah mengkompilasi seluruh insiden terdahulu serta memproyeksi kehidupan masa kini dan masa mendatang atau yang sering disebut ilmu sejarah.

Melihat situasi dan kondisi Ikatan Pelajar Mahasiswa Bicoli (IPMB) sejak didirikan hingga sekarang, cukup menggugah hati dan merupakan suatu kebanggan yang tak dapat dielakkan oleh seluruh kader maupun para alumnus yang lahir dari rahim IPMB. Karena syarat akan makna historis yang tersemat semangat kekeluargaan dan solidaritas, sehingga memicu berdirinya suatu wadah yang meghimpun seluruh mahasiswa bicoli pada tanggal 31 Januari 1989 yang diprakarsai oleh Ayahanda Sitatin Abbas, Ayahanda mendiang Jumati Karim, Ayahanda mendiang Ruslan Jalil, Ayahanda Deni Tjan, Ayahanda Rusli Jalil dan beberapa lainnya yang tak dapat penulis sebutkan.
Dengan usia yang ke 30 ini jika dikontekskan dengan seorang manusia, maka usia IPMB saat ini tengah berada pada sebuah fase kedewasaan dan kematangan dalam berpijak maupun menentukan arah hidup (Orientasi Organisasi). Pada usia yang terbilang cukup dewasa ini, IPMB harus turut mengambil bagian dan berada digarda terdepan sebagai katalisator dalam mengakselerasi pembangunan desa yang kian pesat saat ini. Peran IPMB dalam memproyeksi arah pembangunan dan partisipasi aktif tentu sangat dibutuhkan, sebagai organisasi yang terhimpun beragam individu dengan ide dan  gagasan kritis, militan nan bririlian yang dimiliki.

Tak dapat dinafikan sejarah pergerakan mahasiswa 21 Mei 1998 yang ditandai dengan runtuhnya rezim orde baru atau kerap disebut orba, banyak melukiskan jejak dan peran mahasiswa sebagai tongkat estafet reformasi dalam menyuarakan kedaulatan rakyat dan inisiatif pembaharuan peradaban Indonesia ditengah mencuatnya parahara kepemimpinan orde baru yang otoriter. Mahasiswa yang didaulat sebagai Agen Of Change, Agen  Of  sosial, dan  Agen Of  Control merupakan keniscayaan amanah dan tanggung jawab moril dalam melibatkan diri dan ikut serta mengisi pembangunan negara, daerah maupun desa. Ikatan Pelajar Mahasiswa Bicoli yang didalamnya terdapat mahasiswa yang secara prinsipil juga memiliki akan peran dan tanggungjawab yang sama sebagai Agen of change, agen of control, dan Agen of sosial dalam pembangunan desa, mestinya turut mengambil andil dalam pembangunan.

Pembangunan desa yang efektif dan efisien tentu tidak terlepas dari kemestian banyaknya sumber daya manusia (SDM) yang memilki segudang pengetahuan secara teoritis maupun praksis dan hendak akan menjadi penerus dalam pengelolaan dan pengupayaan mengenai maju dan merosotnya desa. IPMB sebagai organisasi paguyuban yang tak terlepas dari sebuah desa yang saat ini tengah mengalami eskalasi pembangunan yang cukup pesat. Dengan kesadaran sebagai anak negeri dan sebuah organisasi yang lahir dari rahim desa bicoli, maka IPMB harus mengambil bagian dalam pembangunan baik dari aspek pertumbuhan ekonomi, infrastruktur, maupun sumber daya alam dengan cara berpartisipasi aktif dan pengawasan terhadap kebijakan pemerintah desa. Lanjutnya peran dan tanggung jawab sosial yang dimiliki oleh mahasiswa terkhususnya mahasiswa IPMB seyogiyanya diaktualisasikan melalui peran aktif, pengawasan, pengawalan dan menjadi pelopor katalisator dalam akselerasi pembangunan sebagai wujud inggubrisitas terhadap kemajuan desa . Sallam***

Komentar